Selasa, 03 Maret 2015

Cerita Pendek dan Unsur Interistiknya


Bunyi Bel Misterius


Pagi ini udara cukup dingin, karena semalam hujan deras. Walaupun waktu telah menunjukkan pukul 5 pagi Asep dan adiknya (Adin) masih menggeliat malas di balik selimut. Mereka hanya di temani Bi Inah karena  Papa dan mama sedang pergi ke luar rumah menengok nenek.

Semalaman mereka tidak bisa tidur karena sekitar pukul sembilan malam , bel rumah berbunyi. Mereka pikir papa dan mama yang datang. Namun ketika bi inah keluar tidak ada siapa-siapa.

Sekitar lima menit kemudian bel kembali berbunyi lagi kali ini suasananya lebih menakutkan soalnya hampir berbarengan dengan suara petir. Adinpun menjerit ketakutan karena tidak tega melihat adin,  asep memberanikan diri untuk keluar rumah tetapi, tidak ada siapa-siapa. Aseppun mengira bahwa yang memencet bel adalah gilang temannya yang sudah meninggal karena takut adin dan bi inah langsung berhamburan masuk kamar tidur dan membiarkan bel itu terus berbunyi.
Tak lama mereka mengingat kejadian semalam, bel rumah langsung berbunyi adin dan asep menduga yang datang adalah mama dan papa. Ternyata benar, mereka langsung menyambut kedatangan mama dan papa. Merekapun menceritakan semua yang terjadi semalam.
Setelah mendengar cerita asep dan adin papa tersenyum, lantas  mengajak asep dan adin membuka saklar bel yang ada di luar pagar dan menjelaskan bahwa sakelar tidak dapat terkena air. Akhirnya supaya tidak ada bunyi bel misterius lagi di saat hujan papa memberi isolasi pada sakelar bel


 Unsur Interistiknya



1.      Tema                            : Peristiwa yang menakutkan
2.      Latar Tempat               : Di ruang tamu, di kamar tidur, dan di tempat saklar bel
3.      Latar Waktu                : Malam dan pagi hari
4.      Alur                             : Campuran
5.      Tokoh / Penokohan     
Asep              : pemberani, bijaksana dan penyayang
Adin              : penakut dan manja 
Bi inah          : baik dan keibuan
Papa              : perhatian dan cerdas


6.      Sudut Pandang            : Sebagai orang ketiga dalam cerpen

7.      Amanat                      
- Kita tidak boleh takut dengan sesuatu yang tidak pasti dan kita hanya boleh takut pada Tuhan Yang Maha Esa.
- Kita tidak boleh menduga orang lain yang melakukan perbuatannya, apabila tidak ada bukti.
- Dalam keadaan apapun kita harus selalu berfikir positif.
- Kita harus menjadi anak yang pemberani dan tidak manja. 

                        
 



1 komentar: